IP Address dan Subnetting

IP Address dan Subnetting - Hallo sahabat KUMPULAN TUGAS KULIAH, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul IP Address dan Subnetting, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel jarkom praktek, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : IP Address dan Subnetting
link : IP Address dan Subnetting

Baca juga


IP Address dan Subnetting

IP Address
IP address merupakan angka biner sepanjang 32 bit yang digunakan untuk indentifikasi sebuah komputer/host dalam internet atau sebuah jaringan komputer. Pada penulisan ip address secara umum alamat berupa angka biner sepanjang 32 bit ini kemudian dibagi menjadi 4 oktet yang masing masing terdiri dari 4 bagian masing-masing 8 bit biner. dari masing-masing angka ini kemudian dikonversikan menjadi angka desimal. pengonversian dilakukan prinsip biner biasa.
cth
00000000.00000000.0000000.00000000
desimalnya menjadi
0.0.0.0
misal kita ambil salah satu oktetnya dan nilainya kita buat demikian
11111111
maka desimalnya menjadi
2^7+2^6+2^5+2^4+2^3+2^2+2^1+2^0
128+64+32+16+8+4+2+1
255
contoh lain
10000000
27
128
referensi mengenai bilangan biner ini dapat dilihat pada
http://en.wikipedia.org/wiki/Binary_numeral_system
IP Address dalam pembuatannya dibagi menjadi dua jenis menurut kegunaannya dalam jaringan yaitu ip address publik dan privat.
IP address publik merupakan ip address yang dapat terkoneksi secara langsung dengan internet. IP address privat merupakan ip address yang tidak dapat digunakan untuk koneksi secara langsung dengan internet, ip address ini merupakan ip address yang digunakan untuk membangun jaringan-jaringan lokal dan tidak dialokasikan untuk penggunaan koneksi internet. misal jaringan komputer di kosan untuk bermain game.
IP address juga dibagi menjadi beberapa kelas untuk kepentingan administrasi dalam jaringan. beberapa kelas dan pembagiannya adalah sebagai berikut:
kelas-kelas ip address

Kelas A :
kelas A memiliki 8 bit network dan 24 bit host. ciri khas dari ip address kelas A adalah bit pertamanya (paling kiri) diisi angka 0. dengan ketentuan ini alamat network (dari 8 bit nework) yang mungkin adalah dari 0000000-01111111 atau 0 sampai 127. sehingga kita dapat meyimpulkan bahwa ip address beralamat 0-127.x.x.x (misal 20.205.70.7) secara default adalah ip address kelas A. 24 bit host memungkinkan 256x256x256 jumlah host, sekitar 16 juta host. ip address kelas A dimiliki oleh perusahaan-perusahaan / institusi yang memiliki jaringan berskala besar. contoh MIT..
Kelas B :
kelas B memiliki 16 bit network dan 16 bit host. ciri khas dari ip address kelas B adalah bit pertama dan kedua (paling kanan) diisi angka 1 dan 0. dengan ketentuan ini maka alamat network yang mungkin adalah dari 10000000.00000000 – 10111111.111111 atau dari 128.0 sampai 191.255. sehingga dapat kita simpulkan secara default alamat ip 128 – 191.x.x.x (misal 167.205.70.7) adalah alamat ip address kelas B. Dengan 16 bit host yang dimiliki, maka banyaknya alokasi host yang mungkin adalah sebesar 216 host . IP address kelas B biasanya dimiliki oleh instansi yang memiliki jaringan skala menengah seperti universitas dan perusahaan level nasional, cth ITB.
Kelas C :
kelas C memiliki 24 bit network (yang dimulai dengan 110) dan 6 bit host.  ciri khas dari ip address kelas ini adalah bit peling kiri diisi dengan 110.dengan ketentuan ini maka alamat network yang mungkin adalah dari 11000000.00000000.00000000 – 11011111.11111111.11111111 atau dari 192.0.0 sampai 233.255.255. sehingga dapat kita simpulkan secara default alamat ip 192 – 233.x.x.x (misal 197.205.79.3) adalah alamat ip address kelas C. kelas ini memiliki maksimal 256 host dan banyak digunakan di perusahaan kecil.
Kelas D :
kelas D menggunakan seluruh bitnya sebagai bit host dengan ketentuan alamat dimulai dengan 1110. kelas ini digunakan untuk keperluan multicast. yang akan dijelaskan nanti.
Kelas E :
kelas E digunakan untuk keperluan penelitian / keperluan masa depan. alamatnya dimulai dengan 1111.
dari gambar diatas juga dapat dilihat deskripsi rentang alamat-alamat ip yang mungkin untuk masing-masing kelas.
IP Address Privat
IP address privat merupakan alamat-alamat tertentu dari pembagian alamat ip berdasarkan kelas-kelas diatas yang telah dispesifikasikan secara khusus untuk penggunaan jaringan lokal saja (non-internet). jika melihat pembagian-pembagian tersebut maka IP address privat terbagi menjadi 3 kelas seperti dibawah ini.
RFC1918 name
IP address range
number of addresses
classful description
largest CIDR block (subnet mask)
host id size
24-bit block
10.0.0.0 – 10.255.255.255
16,777,216
single class A
10.0.0.0/8 (255.0.0.0)
24 bits
20-bit block
172.16.0.0 – 172.31.255.255
1,048,576
16 contiguous class Bs
172.16.0.0/12 (255.240.0.0)
20 bits
16-bit block
192.168.0.0 – 192.168.255.255
65,536
256 contiguous class Cs
192.168.0.0/16 (255.255.0.0)
16 bits
satu lagi alamat khusus yang dipakai  dan umum diketahui adalah 127.x.x.x. alamat ip yang diawali dengan 127 didefinisikan sebagai alamat loopback. Setiap datagram yang dikirim oleh host ke alamat ini akan dikembalikan ke host (pengirim). dibawah ini saya tampilkan juga beberapa alamat-alamat ip yang telah “reserved” atau telah dipakai untuk tujuan tertentu.
Address Block       Present Use                Reference
------------------------------------------------------------------
0.0.0.0/8           "This" Network             RFC 1122, Section 3.2.1.3
10.0.0.0/8          Private-Use Networks       RFC 1918
127.0.0.0/8         Loopback                   RFC 1122, Section 3.2.1.3
169.254.0.0/16      Link Local                 RFC 3927
172.16.0.0/12       Private-Use Networks       RFC 1918
192.0.0.0/24        IETF Protocol Assignments  RFC 5736
192.0.2.0/24        TEST-NET-1                 RFC 5737
192.88.99.0/24      6to4 Relay Anycast         RFC 3068
192.168.0.0/16      Private-Use Networks       RFC 1918
198.18.0.0/15       Network Interconnect
                    Device Benchmark Testing   RFC 2544
198.51.100.0/24     TEST-NET-2                 RFC 5737
203.0.113.0/24      TEST-NET-3                 RFC 5737
224.0.0.0/4         Multicast                  RFC 3171
240.0.0.0/4         Reserved for Future Use    RFC 1112, Section 4
255.255.255.255/32  Limited Broadcast          RFC 919, Section 7
                                               RFC 922, Section 7
Netmask / Subnet mask?
Netmask / subnetmask merupakan bilangan biner yang digunakan oleh komputer untuk menentukan bagian network dan host dari sebuah ip address. Dengan netmask ini kita dapat mengatur banyaknya network dan host dalam jaringan. Cara menentukan bagian network dan host dalam jaringan adalah dengan membandingkan mask dengan ip address.
contoh netmask
255.255.255.192
apabila dikonversi menjadi bilangan biner maka netmask ini akan menjadi
11111111.11111111.11111111.11000000
alamat network dari sebuah ip address ditunjukkan dengan angka yang bersesuaian dengan netmasknya, yaitu yang sama-sama 1. operasi ini disebut juga operasi AND dalam biner.
misal
ip address
192.168.2.2 dengan netmask 255.255.255.0 maka networknya 192.168.2.0
penulisan ipaddress dan subnet
selain menuliskan secara eksplisit ipaddress dan netmask dengan cara diatas kita juga dapat menuliskan secara implisit netmask address dengan notasi slash
167.205.79.2/24
jumlah bilangan setelah slash merupakan jumlah bilangan yang fix, yang dipakai sebagai alamat network dari sebuah alamat ip. /24 berarti kita memiliki 24 bit fix dari alamat 167.205.79.2. atau kita memiliki netmask
11111111.11111111.11111111.0000000
dalam desimal 255.255.255.0
sehingga alamat netwoknya 167.205.79.0 dengan mencocokkan bit-bit yang bersesuaian (memiliki nilai yang sama) pada alamat ip dan netmasknya.
Subnetting
dalam suatu network sangat dianjurkan hostnya kurang dari 500. pada kenyataan 300 keatas sudah menimbulkan masalah. contoh masalah yang mungkin terjadi
misal ada 500 komputer dalam satu network, saat ada begitu banyak client mengirimkan packet broadcast maka network akan dipenuhi dengan traffic broadcast. hal ini akan menimbulkan gangguan terhadap service-service yang lain misal akses ftp dll.. traffic broadcast yang overload akan menurunkan performa network. subnetting digunakan untuk mengatasi masalah ini. network akan dibagi-bagi lagi menjadi beberapa network untuk menampung jumlah host yang lebih sedikit. Selain untuk mengatasi masalah tersebut tentu saja subnetting digunakan untuk membangun jaringan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. misal : ingin membangun jaringan diperusahaan yang terdiri dari 3 divisi: keuangan, manajemen, dan sarana prasarana. Perusahaan ingin 3 network untuk memisahkan masing-masing divisi agar informasi data perusahaan pada masing-masing divisi tidak bocor atau diketahui divisi yang lain, sehingga akan dibangun 3 jaringan yang berbeda untuk masing-masing divisi yang jumlah hostnya sesuai dengan jumlah personal pada masing-masing divisi. Subnetting dilakukan untuk keperluan pembagian satu jaringan menjadi beberapa jaringan, seperti pada kasus ini.
Subnetting : menambahkan jumlah bit yang mewakili network.
subnetting dilakukan dengan cara menambahkan jumlah bit network, jumlah bit network ini didapat dari bit host. sehingga pada setiap subnetting akan terjadi penambahan jumlah network dan pengurangan jumlah host.
contoh review ip address dan subnetting :
misal kita membeli atau diberi ip address kelas C yaitu 167.205.79.0 dengan mask address 255.255.255.0 maka secara default kita akan memiliki 24 bit network dan 8 bit host. 167.205.79.0 merupakan alamat network dari ip address kelas C kita, dan alamat broadcastnya adalah 167.205.79.225. kita memiliki rentang ip address dari 167.205.79.1 sampai 167.205.79.254 atau 254 host.
cara menghitung jumlah network dan host adalah dengan mengetahui mask address. setelah mask address dikonversi menjadi bilangan biner maka jumlah bit netwok dari ip address dengan mask tersebut sama dengan banyaknya jumlah bilangan biner 1, sedangkan banyaknya host didapat dari banyaknya bilangan biner 0 pada mask tersebut. pada mask tersebut bilangan binernya 11111111.11111111.11111111.00000000 , terdiri dari 24 angka 1 dan 8 angka 0.
banyaknya network yang mungkin kelas C karena memiliki 3 angka fix didepan sehingga jumlah network bit yang bisa diubah-ubah atau flexible adalah 24-3=21. sehingga ada (2^21)-2 network yang mungkin dibentuk.
banyaknya host yang mungkin adalah (2^8)-2 host yang mungkin.
bilangan pemangkatan 2 ini merupakan hasil kali kemungkinan bilangan pada masing masing bit (1 bit bisa diisi 0 atau 1 = 2 kemungkinan) dikalikan sebanyak jumlah bitnya, misal diatas jumlah biot host = 8 maka jumlah host yang mungkin adalah 2x2x2x2x2x2x2x2 = 2^8. hal ini sama dengan yang terjadi pada jumlah network yang mungkin.
pada contoh diatas 167.205.79.0 merupakan alamat network dan 167.205.79.255 merupakan alamat broadcast.
Pengurangan 2 dilakukan pada masing masing bagian, network maupun host karena masing-masing bagian memiliki alamat yang tidak boleh diassign.
Kita lihat bagian host bit, pada bagian host alamat pertama yang kita dapatkan akan menjadi alamat network, sedangkan alamat terakhir akan menjadi alamat broadcast.

saat kita melakukan subnetting, pada bagian network kita akan menemukan penambahan bilangan network. Pada konfigurasi cisco (jaman dahulu) bilangan network paling kecil atau pertama pada subnet yang terdiri dari sederetan angka 0 disebut zero network, sedangkan yang terdiri dari 1 disebut broadcast network. dulu kedua alamat ini sebaiknya dihindari dan tidak digunakan untuk pengalamatan ip. Sekarang kedua alamat tersebut dapat digunakan dengan bebas untuk pengalamatan. Sehingga hanya bit paling paling kecil dan paling besar pada bagian host saja yang menjadi pertimbangan dan tidak boleh diassign.
Sekarang mari kita lakukan subnetting, misal kita menginginkan jaringan kita kita bagi menjadi 2 jaringan lebih kecil yang masing-masing hostnya terdiri dari 60 komputer. kita dapat melakukan ini dengan menambah mask menjadi
11111111.1111111.1111111.11000000
pada oktet bagian akhir diambil 2 bit untuk dijadikan subnet dan 6 bit sisanya tetap menjadi host.
kemungkingan jumlah network tambahan / subnet adalah (2^2)-2= 2 dengan jumlah masing-masing hostnya (2^6)-2=62.
menggunakan ketentuan diatas maka sekarang dengan subnet mask yang baru kita memiliki 4 jaringan yang mungkin yaitu..
167.205.79.0/26
167.205.79.64/26
167.205.79.128/26
167.205.79.182/26
angka 0,64,128,192 didapat dengan menterjemahkan bagian subnet pada oktet terakhir (S=subnet, H=host)
SSHHHHHH yang menghasilkan 4 kemungkinan pengisian yaitu
00HHHHHH
01HHHHHH
10HHHHHH
11HHHHHH
untuk mendapatkan alamat network kita mengganti bagian host dengan 0 sehingga masing-masing alamat networknya
00000000 = 0
01000000 = 64
10000000 = 128
11000000 = 192
angka ini yang kita jadikan bagian oktet akhir dari alamat awal tadi.
sehingga kita punya 4 jaringan yang mungkin dan terkonfigurasi dengan baik yaitu jaringan dengan alamat
167.205.79.0/26
network address = 167.205.79.0
broadcast address = 167.205.79.63
range ip = 167.205.79.0 – 167.205.79.63
netmask = 255.255.255.192
167.205.79.64/26
network address = 167.205.79.64
broadcast address = 167.205.79.127
range ip = 167.205.79.65-167.205.79.126
netmask = 255.255.255.192
167.205.79.128/26
network address = 167.205.79.128
broadcast address = 167.205.79.191
range ip = 167.205.79.129-167.205.79.190
netmask = 255.255.255.192
167.205.79.191/26
network address = 167.205.79.192
broadcast address = 167.205.79.255
range ip = 167.205.79.193 – 167.205.79.254
netmask 255.255.255.192
dengan demikian kita telah dapat melakukan subnetting dan memberi alokasi alamat ip / rentang alamat ip yang akan digunakan untuk masing-masing komputer dalam jaringan.
catatan :
setiap 2 atau lebih komputer / interface dapat membentuk 1 jaringan, sehingga setiap hubungan antar router juga membentuk 1 jaringan.
cara menghitung host, mengetahui jumlah bit host= n, 2^n-2. 0000 untuk network 1111 untuk broadcast address.
misal 192.168.0/24 == klas B standart jumlah host = 254
subnetting menambahkan jumlah network untuk memperkecil host.
membagi network standar menjadi beberapa network lagi.
penambahan subnet
kalau menjandi /25 maka jumlah host akan menjadi = 126, sebanyak 2 network 2^n dengan n merupakan bit subnet
kalau menjadi /26 maka jumlah host menjadi = 62, sebanyak 4 network
classfull address : menggunakan subnetmask default…
semoga bermanfaat
sumber : wikipedia.org
Filed under CCNA Tagged with CCNA, Cisco, IP address, subnettting


Demikianlah Artikel IP Address dan Subnetting

Sekianlah artikel IP Address dan Subnetting kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel IP Address dan Subnetting dengan alamat link http://soeltonyahmad-go.blogspot.com/2011/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html